Selasa, 17 November 2015

Analisa Artikel Jurnal

PIL KB


Keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan kepedulian dan peran melalui masyarakat dengan batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, pembinaan kesejahteraan keluarga sehingga merumuskan Keluarga Berencana (BKKBN, 2008). Program keluarga berencana menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk di Indonesia dengan seperti digunakannya alat konrasepsi hormonal salah satunya yaitu pil KB. Penelitian pada kel. Pasarwajo kec. Pasarwajo kab. Buton Sulteng menunjukkan adanya hubungan antara faktor-faktor yang ada dengan penggunaan metode kontrasepsi pada akseptor KB. Faktor yang berhubungan tersebut adalah umur ibu sekarang, umur melahirkan pertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi, dan dukungan suami. Adanya peran penyuluhan dari petugas kesehatan juga penting adanya dalam pemahaman para ibu pengguna pil KB atau alat kontrasepsi lainya.
Persepsi dari ibu rumah tangga pun sudah banyak yang memahami penggunaan pil KB secara dari cara menggunakan, manfaat maupun pengaruh yang ditimbukan seperti para ibu rumah tangga di kel. Tondo kec. Mantikulore Kota Palu. Di daerah tersebut sebelum terjadinya pernikahan responden telah mengetahui pil KB melalui berbagai informasi dari buku, televisi, internet, informasi dari akseptor, dan masih banyak lagi dikarenakan masyarakat di sana termasuk masyarakat yang berpendidikan. Cara penggunaan pil KB dapat mereka ketahui dengan baik dan benar dari awal sebelum pemakaian melakukan konsultasi dengan petugas kesehatan sehingga mereka beranggapan telah merasakan manfaat seperti dapat mengatur jumlah anak yang dimiliki. Kenaikan berat badan, mual dan sakit kepala merupakan pengaruh dari penggunaan pil KB namun ibu rumah tangga di daerah tersebut masih tetap menggunakannya karena mereka beranggapan pil KB memiliki manfaat yang baik.
Tingkat kepatuhan dengan keberhasilan akseptor pil KB seperti di paragraf sebelumnya menjadi salah satu yang diperlukan dalam kedisiplinan yang tinggi untuk minum pil KB seperti para ibu di Desa Pajurangan Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo yang sebagian besar telah patuh akan meminum pil KB. Pil KB diharuskan diminum setiap hari karena akan di metabolisir selama 24 jam apabila ibu tidak disiplin terlewatnya 1 atau 2 tablet akan memunculkan kemungkinan terjadi kehamilan sangat tinggi karena terjadi peningkatan hormon alamiah sehingga ovum menjadi matang lalu dilepaskan (Hartanto 2010). Ibu memiliki kecocokan sendiri dalam pemilihan kontrasepsi karena kecocokan tersebut tidak semua alat ontrasepsi aman dan efektif bagi sema klien.
Penentu keberhasilan pil KB yang digunakan seperti di Puskesmas modayag kecamatan modayag kabupaten bolaang mongondow timur menjadi salah satu dari pengetahuan akseptor. Kepatuhan masyarakat di daerah tersebut dalam mengkonsumsi pil KB diakibatkan dengan semakin tingginya pengetahuan si pengguna pil KB. Di puskesmas tersebut tingkat pengetahuan masyarakat dalam kepatuhan meminum pil KB sudah cukup baik namun kepatuhan dalam mengokonsumsi sebagian besar tidak patuh. Tingkat pengetahuan seseorang yang tinggi lebih mudah menyerap informasi kesehatan sehingga memiliki kesadaran dibanding tingkat pengetahuan seseorang yang rendah maka sesuai dengan teori Lawrence and Green (Notoadmojo, 2003). Faktor pemicu ketidakpatuhan tersebut salah satunya yaitu pekerjaan karena ketika ibu bekerja dan lelah kemudian akan langsung istirahat sampai tertidur dan lupa meminumnya sehingga pengaruhnya bukan menghindari tetapi terjadinya kehamilan.
Penggunaan obat-obatan termasuk pil KB menjadi salah satu faktor resiko dari hipertensi. Hipertensi berkedudukan pada urutan pertama sebesar 31,7% sesuai dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 membuktikan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2008).


DAFTAR PUSTAKA:

Ernawati, Iit. 2013. Hubungan antara Tingkat Kepatuhan dengan Keberhasilan Akseptor KB Pil. Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://www.kopertis7.go.id//
Kundre R, Pondaag L, Sanding C. Hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan minum pil kb di puskesmas modayag kecamatan modayag kabupaten bolaang mongondow timur. Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://ejournal.unsrat.ac.id//
Paul A.T. Kawatu*, Grace E.C. Korompis*, B.H.R. Kairupan**, Gaby G. Langi*. 2012. Analisis hubungan penggunaan pil kb dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di kecamatan tombariri. Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://idimanado.org//
Sartika1, Abd. Hakim Laenggeng 2, Ritman Ishak Paudi. 2013. Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Vol. 2 Hal 36-44 diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://jurnal.untad.ac.id//
Wa Ode Dita Arliana1 , Mukhsen Sarake1 , Arifin Seweng. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi hormonal pada akseptor kb di kelurahan pasarwajo kecamatan pasarwajo kabupaten buton sulawesi tenggara. Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://repository.unhas.ac.id//

Ini Hubluku Mana Hublumuuu (?)


Kita berbagi. Kita berkerjasama. Kita saling membantu. Kita saling menyemangati. Kita sedih. Kita bahagia. Karena kita satu keluarga. Pelangi tidak akan indah bila hanya satu warna. Sama... kita juga, berbeda orang berbeda pikiran dan berbeda pendapat, namun kita berkerjasama bersama dan membangun untuk lebih baik lagi.. untuk apa? Untuk kita bersama.. bila hanya satu atau beberapa yang berkontribusi lantas apakah pelangi yang hanya satu warna atau beberapa warna akan indah? Akan menarik? Bayangkan, renungkan, dan lakukan perubahan. Bismillah, niat baik hasil baik^^ 
 

Hallo... Template by Ipietoon Cute Blog Design