PIL KB
Keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan kepedulian dan peran melalui masyarakat dengan batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, pembinaan kesejahteraan keluarga sehingga merumuskan Keluarga Berencana (BKKBN, 2008). Program keluarga berencana menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk di Indonesia dengan seperti digunakannya alat konrasepsi hormonal salah satunya yaitu pil KB. Penelitian pada kel. Pasarwajo kec. Pasarwajo kab. Buton Sulteng menunjukkan adanya hubungan antara faktor-faktor yang ada dengan penggunaan metode kontrasepsi pada akseptor KB. Faktor yang berhubungan tersebut adalah umur ibu sekarang, umur melahirkan pertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi, dan dukungan suami. Adanya peran penyuluhan dari petugas kesehatan juga penting adanya dalam pemahaman para ibu pengguna pil KB atau alat kontrasepsi lainya.
Persepsi
dari ibu rumah tangga pun sudah banyak yang memahami penggunaan pil KB secara
dari cara menggunakan, manfaat maupun pengaruh yang ditimbukan seperti para ibu
rumah tangga di kel. Tondo kec. Mantikulore Kota Palu. Di daerah tersebut
sebelum terjadinya pernikahan responden telah mengetahui pil KB melalui berbagai
informasi dari buku, televisi, internet, informasi dari akseptor, dan masih
banyak lagi dikarenakan masyarakat di sana termasuk masyarakat yang
berpendidikan. Cara penggunaan pil KB dapat mereka ketahui dengan baik dan
benar dari awal sebelum pemakaian melakukan konsultasi dengan petugas kesehatan
sehingga mereka beranggapan telah merasakan manfaat seperti dapat mengatur
jumlah anak yang dimiliki. Kenaikan berat badan, mual dan sakit kepala
merupakan pengaruh dari penggunaan pil KB namun ibu rumah tangga di daerah
tersebut masih tetap menggunakannya karena mereka beranggapan pil KB memiliki
manfaat yang baik.
Tingkat kepatuhan dengan keberhasilan akseptor pil
KB seperti di paragraf sebelumnya menjadi salah satu yang diperlukan dalam
kedisiplinan yang tinggi untuk minum pil KB seperti para ibu di Desa Pajurangan
Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo yang sebagian besar telah patuh akan
meminum pil KB. Pil KB diharuskan diminum setiap hari karena akan di
metabolisir selama 24 jam apabila ibu tidak disiplin terlewatnya 1 atau 2
tablet akan memunculkan kemungkinan terjadi kehamilan sangat tinggi karena
terjadi peningkatan hormon alamiah sehingga ovum menjadi matang lalu dilepaskan
(Hartanto 2010). Ibu memiliki kecocokan sendiri dalam pemilihan kontrasepsi
karena kecocokan tersebut tidak semua alat ontrasepsi aman dan efektif bagi
sema klien.
Penentu
keberhasilan pil KB yang digunakan seperti di Puskesmas modayag kecamatan modayag kabupaten bolaang mongondow timur menjadi
salah satu dari pengetahuan akseptor. Kepatuhan masyarakat di daerah tersebut
dalam mengkonsumsi pil KB diakibatkan dengan semakin tingginya pengetahuan si
pengguna pil KB. Di puskesmas tersebut tingkat pengetahuan masyarakat dalam
kepatuhan meminum pil KB sudah cukup baik namun kepatuhan dalam mengokonsumsi
sebagian besar tidak patuh. Tingkat pengetahuan seseorang yang tinggi lebih
mudah menyerap informasi kesehatan sehingga memiliki kesadaran dibanding
tingkat pengetahuan seseorang yang rendah maka sesuai dengan teori Lawrence and
Green (Notoadmojo, 2003). Faktor pemicu ketidakpatuhan tersebut salah satunya
yaitu pekerjaan karena ketika ibu bekerja dan lelah kemudian akan langsung
istirahat sampai tertidur dan lupa meminumnya sehingga pengaruhnya bukan
menghindari tetapi terjadinya kehamilan.
Penggunaan obat-obatan termasuk pil KB menjadi salah
satu faktor resiko dari hipertensi. Hipertensi berkedudukan pada urutan pertama
sebesar 31,7% sesuai dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
membuktikan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes,
2008).
DAFTAR PUSTAKA:
Ernawati, Iit. 2013. Hubungan
antara Tingkat Kepatuhan dengan Keberhasilan Akseptor KB Pil. Diakses
tanggal 02 Oktober 2015 pada http://www.kopertis7.go.id//
Kundre R, Pondaag L, Sanding C. Hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan minum pil kb di puskesmas
modayag kecamatan modayag kabupaten bolaang mongondow timur. Diakses
tanggal 02 Oktober 2015 pada http://ejournal.unsrat.ac.id//
Paul
A.T. Kawatu*, Grace E.C. Korompis*, B.H.R. Kairupan**, Gaby G. Langi*. 2012. Analisis
hubungan penggunaan pil kb dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di
kecamatan tombariri. Diakses
tanggal 02 Oktober 2015 pada http://idimanado.org//
Sartika1, Abd. Hakim Laenggeng 2, Ritman Ishak
Paudi. 2013. Persepsi Ibu Rumah Tangga
Tentang Penggunaan Pil KB di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
Vol.
2 Hal 36-44 diakses tanggal 02 Oktober 2015 pada http://jurnal.untad.ac.id//
Wa Ode Dita Arliana1 , Mukhsen Sarake1 , Arifin Seweng. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan
metode kontrasepsi hormonal pada akseptor kb di kelurahan pasarwajo kecamatan
pasarwajo kabupaten buton sulawesi tenggara. Diakses tanggal 02 Oktober
2015 pada http://repository.unhas.ac.id//